A.
Pengertian
jihad
Pengertian Jihad:
Secara harfiah, kata jihad berasal
dari bahasa Arab jahada –yajhadu -juhdan –jihad yang berarti berjuang,
bersungguh-sungguh, memberikan yang terbaik, mengerahkan tenaga untuk mencapai
tujuan.
Secara istilah jihad berarti
melakukan yang terbaik untuk menegakkan hukum Allah,membangun, dan
menyebarkannya (M. Haniff Hassan, 2007).
Jihad dalam Islam disebut jihad fi
sabilillah (jihad di jalan Allah).
Kata
jihad banyak dijumpai dalam alquran. Secara bahasa, jihad diartikan dengan
mengerahkan tenaga dan kemampuan. Sebagai istilah oleh ahli bahasa alquran
RAQIB AL ISFAHANU, jihad dimaknai dengan 3 arti yaitu
1. Berjuang
melawan musuh nyata
2. Berjuang
melawan setan
3. Berjuang
melawan hawa nafsu
Dalam
alquran dan terjemahannya yang diterbitkan oleh departemen agama dikatakan
bahwa jihad meliputi
1. Berperang
untuk menegakkan islam dan melindungi orang-orang islam
2. Memerangi
hawa nafsu
3. Mendermakan
harta benda untuk kebaikan islam dan umat islam
4. Memberantas
yang batil dan menegakkan yang hak (haq)
Dengan
demikian jihad dalam pengertian perang hanyalah sebagian saja dari arti jihad
yang cukup luas. Pada umummnya, kata jihad yang dimaknai perang diikuti dengan
kata fisabilillah (dijalan allah) sebagai anak kalimat kata fisabilillah
merupakan tujuan dari perang itu sendiri. Secara umum, fisabilillah diartikan
dengan “ semua jalan yang menyampaikan kepada ke ridhoan Allah”. Karena itu,
jihad dalam arti perang hanya bertujuan semata-mata untuk meninggikan kalimat
Allah dengan ridho allah. Ini berarti perang dalam islam yang berharap ridho
Allah tidak boleh untuk tujuan lain.
B. Landasan
dan macam-macam jihad
Landasan
jihad
Landasan
jihad dalam islam terdapat dalam kitab suci Al-qur’an, hadist, dan itjihad.
Dalam Al-qur’an , landasan-landasan tersebut, antara lain terdapat dalam
ayat-ayat sebagai berikut
Ø Q.S Al-Ankabut : 6
“barang siapa yang berjihad, maka
sesungguhnya jihadnya itu adalah dirinya sendiri, sesungguhnya Allah
benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”( Q.S
Al-Ankabut : 6)
Ø Q.S Al-hajj :78
Berjihadlah kamu dijalan Allah
dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu, dan dia sekali-kali
tidak menjadikan untuk mu suatu kesempitan dalam agama. Ikutilah agama orang
tuamu, Ibrahim. Dia (ALLAH) telah
menamakan mu kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum nabi Muhammad
saw), dan begitupula dalam Al-qur’an, agar rasul itu menjadi saksi atas dirimu
dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka diberikan
sholat, tunaikanlah zakat, dan berpeganglah kamu pada tali Allah! Dia adalah
pelindungmu, maka dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong” (Q.S
Al-hajj :78 )
Ø Q.S Al-baqarah : 218
“sesungguhnya orang-orang beriman,
orang-orang yang berhijrah dijalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah,
dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (Q.S Al-baqarah : 218)
Ø Q.S Al-furqon : 52
Maka janganlah kau taati
orang-orang kafir; berjuanglah sekuat tenaga melawan mereka(denganal-qur’an) (Q.S Al-furqon : 52)
Ø Q.S
Al hujurat (49): 15
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (Al hujurat
(49): 15)
Ø Q.S
At tahrim (66): 9 )
Hai
nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap
keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali (Q.S At tahrim (66): 9)
Ø Q.S
Ash shaff (61): 11
(yaitu) kamu beriman kepada Allah
dan Rasul-nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang
lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya
(Q.SAsh shaff (61): 11)
Ø Q.S
Al maidah(5) : 54
Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencitai-nya ,
yang bersikap lemah lemut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut
kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-nya
kepada siapa yang dikehendaki-nya, dan Allah maha luas (pemberiannya), lagi
maha mengetahui (Q.S Al -maidah(5) : 54)
Macam-macam
jihad
Jihad
ditinjau dari macamnya dapat dipilah menjadi 2, yaitu jihad universal dan jihad
konsektual. Jihad universal didalam Al-Qur’an disebutkan dalam surah sebagai
berikut :
·
Jihad
Universal
(dalam Al-Qur’an disebutkan dalam QS Al-Nahl 110 : “sesungguhnya Tuhanmu
adalah pelindung bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan,
kemudian mereka berjihad dan sabar. Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” )
·
Jihad
konsektual
(Menurut Al-Raghib dalam Albanna(2006), ada tiga macam : berjuang melawan
musuh yang kelihatan, bnerjuang melawan setan, dan berjuang melawan hawa nafsu.
)
C.
Radikalisme
Umat Beragama
islam sebagai agama rahmatan lil alamin tampil
dengan wajah yang sangat kasih sayang, toleran, dan penuh percaya diri. Islam
tidak mengajarkan kekerasan apalagi radikalisme.
Kata radikalisme berasal dari kata radical
yang berarti “dasar” atau sesuatu yang fundamental. Menurut istilah, radikalisme
berarti pembaruan atau perubahan social dan politik yang drastis, atau sikap
ekstrem dari kelompok tertentu agar terjadi pembaruan atau perubahan social
secara drastic (salim, t.t : 1220)
Dengan demikian radikalisme umat beragama
adalah paham yang menginginkan pembaruan atau perubahan social, dan politik
secara drastic dengan menggunakan sikap yang ekstrem. Radikalisme bukan ciri
ajaran islam karena islam dalam menyiarkan agama menggunakan cara berdebat yang
dilandasi saling hormat-menghormati
Munculnya
gerakan keagamaan yang bersifat radikal merupakan fenomena penting yang turut
mewarnai citra islam kontemporer Indonesia.
Contoh muculnya gerakan kelompok lascar jihad ahlussunnah wal jamaah di
Yogyakarta yang dengan cepat mampu mengumpulkan ribuan jemaah untuk siap
berperang dalam konflik horizontal bernuansa agama di ambon. Selain itu, dalam
urusan poitik, kelompok islam radikal lain seperti KISDI juga aktif
berdemonstrasi untuk menyuarakan aspirasi-aspirasi mereka terhadap penerapan
syariat islam di Indonesia. Karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan
islam radikal memiliki tempat tersendiri dalam diskursus kehidupan social
politik dan keagamaan kontemporer yang harus dilihat secara proporsional.
Istilah
“islam radikal “, sebagai sebuah kesatuan dari berbagai fenomena sosial dan
keagamaan kelompok-kelompok muslim yang sedemikian kompleks.
Ada
beberapa faktor yang berakumulasi atau bertemu satu dan lain yang pada akhirnya
melahirkan radikalisme dan terorisme itu biasa disebut tathorruf ,menjadi muthothorrifin.
Kemudian juga diartikan dengan istilah teror atau menciptakan bencana-bencana .
Munculnya
paham radikalisme dalam agama Islam disebabkan oleh :Pertama, factor pengertian seseorang terhadap Islam dan penyalah
gunaan Islam untuk perorangan . Pengertian ini biasanya lahir karena
ekslusivisme Islam .Mereka hanya membenarkan kelompoknya sendiri ,tidak bisa
memegang teguh pendirian, dan tidak dapat memahami kelompok lain dalam ber
Islam. Sehingga ia merasa mewakili Islam dan Islam adalah dia .Kalau bukan dia
tidak seberapa Islamnya .
Dominasi
ini melahirkan berbagai macam fanatisme, mulai yang paling lunak sampai yang
paling berat .Paham yang paling berat adalah HizbulTakfiriyyah, yaitu kelompok yang selalu mengatakan di luar
dirinya adalah kafir . Dominasi Islam ada pada dirinya .Oleh karenanya jika
sudahkafir, maka semuanya menjadi halal ,baik saudaranya , hartanya , maupun
kehormatannya , maka timbullah suatu langkah-langkah yang disebut dengan terror
.
Semua
ini, sebenarnya sudah berakar semenjak akhir Khulafaurrasyidin (akhir
darikepemimpinan empat khalifah Islam: Abu Bakar , Umar bin Khattab , Ali bin
AbiThalib dan Usman bin Affan) . Akar Hizbul Takfiriyyah ini mulai muncul sejak pecahnya Islam menjadi
kelompok Syiah ,Khawarij , Mu’tazilah dan sebagainya . Kedua adalah lakum dinukum waliadin , yang diartikan
sebagai pembenaran Islam saja tanpa pengakuan terhadap eksistensi agama yang
lain . Padahal seharusnya adalah kita tidak mengikuti mereka tetapi kita juga
tidak rebut dengan mereka itu .Seterusnya mereka juga tidak boleh mengganggu
apa yang kita punya . Dalam perkembangannya ,waliadin ini yang lebih
mendominasi dari pada lakumdinukum.
Inilah
yang pada akhirnya juga menjurus kepada radikalisme agama, sebagaimana juga
terjadi pada agama-agama yang lainnya.Namun orang-orang di luar Islam yang juga
sering membawa radikalisme atas agama dengan lihai membungkus diri sedemikian
rupa dengan menggunakan tema-tema yang universal, bukan tema agama.Sementara
kita telanjang ,sepertiAmroziyang menggunakan yel-yel Allahu Akbar .
Mengapa
sebuah kelompok layak disebut sebagai islam radikal.
1. Pertama,
mereka masih sering menunjukan mentalitas perang salib.
2. Kedua,
penegakkan hukum islam yang juga kerap diupayakan dengan keras oleh kalangan
“revivalis” dan “fundamentalis” muslim tidak lagi dianggap sebagai sebuah jalan
alternative melainkan sudah menjadi suatu keharusan.
3. Ketiga,
terdapat sebuah kecendrungan untuk melakukan perlawanan terhadap
pemerintah berikut system-sistemnya yang
mapan tapi diangga tidak sah, khususnya karena kurangnya perhatian terhadap
masalah penyakit social masyarakat yang mereka identifikasi sebagai maksiat da
kemungkaran.
4. Keempat,
semangat untuk menegakkan agama sebagai lambing supremasi kebenaran ajaran
tuhan didunia dengan jalan jihad dengan sendirinya mendapat tempat yang sangat
terhormat
Kelima,
dengan pengalaman menyaksikan hubungan antara islam dan yahudi dalam
persengketaan antara kelompok muslim dan yahudi dikawasan palestina yang kian
hari semakin memburuk, dan masalah pertentangan dan pertikaian antara islam dan
Kristen yang masih kuat dibeberapa kawasan, termasuk Indonesia serta isu klasik
kristenisasi, hubungan antara islam dan Kristen ini secara signifikan
mempengaruhi persepsi kelompok-kelompok islam radikal.
Kemudian saran yang ada di buku ini ialah
menjalin hubungan lintas agama adalah pada sisi insaniyah-nya (kemanusiaannya)
dan juga perlu menggalang seluruh elemen bangsa yang saat ini tidak saling
sinergi. Kita harus memberikan keyakinan kepa didunia internasional bahwa kita bukan
radikalisme .
D. Upaya menanggulangi radikalisme
Upaya-upaya untuk
menanggulangi eskalasi radikalisme umat beragama di Indonesia khususnya, dan
negara-negara lainnya pada umumnya, dapat dilakukan dengan mengetahui secara
tepat akar permasalahannya. Selanjutnya, dicari solusinya yang tepat dan bijak
dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Khusunya para pelaku radikalisme agama.
Diantara upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi radikalisme umat
beragama adalah :
1. Perubahan
sikap dan pandangan dari negara-negara barat terhadap negara-negara muslim
didunia. Sudah saatnya dan sudah semestinya umat islam di dunia tidak
diposisikan sebagai lawan barat paska berakhirnya era perang dingin. Namun,
sebaliknya, umat islam didunia harus diperlakukan sebagai sahabat dan partner
dalm bidang kehidupan secara bermartabat dan tidak diskriminatif.
2. Mengurangi
dan menghapuskan kesenjangan social, ekonomi, politik, pendidikan, dan
kebudayaan di tingkat nasional, regional, dan internasional.
3. Reorentasi
pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi pemahaman yang
konstektual, fleksibel, dan terbuka.
4. Melakukan
modenisasi kehidupan umat secara selektif, dengan mengakomodir sisi positifnya
dan mengelimir sisi negatifnya
5. Menanamkan
kesadaran” setuju untuk tidak setuju” dalam menyikapi fluralisme social,
budaya, dan agama yang berkembang ditengah-tengah masyarakat dan bangsa. Perlu
disemaikan pula kesadaran umat beragama di era globalisasi ini untuk dapat
hidup bersatu di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara meski tidak harus
melebur menjadi satu.
E.
Muslim
moderat
Kata moderat merupakan sikap yang selalu
menghindari yang berlebih-lebihan. Moderat merupakan pandangan atau sikap
seseorang yang cenderung kearah pengambilah sikap dengan menggunakan jalan tengah
(salim,2002) . dengan demikian muslim moderat dapat didefinikan sebagai
pandangan seorang muslim atau umat islam terhadap suatu persoalan dengan selalu
menghindarkan praktik-praktik yang radikal dan cenderung menyikapi segala
sesuatu dengna mengambil jalan tengah (moderat)
Kemoderatan islam (moderatisme islam )
merupakan gabungan antara kerohanian dan jasmani, komninasi wahyu dan akal,
kitab yang tertulis dan kitab yang terhampar dialam semesta. karena itulah,
umat islam tak boleh ragu, sebab islam sedari awal memang moderat. Sementara
dalam islam yang moderat itu, kita mensintesakan atau menggabungkan antara akal
dengan wahyu. Sebuah gambaran yang sangat indah seperti digambarkan seorang
pemahat, bahwa akal itu seperti pemandangan mata dan syariat itu seperti
cahayanya. Moderatisme mengajarkan kita metodologi yang tepat dan baik untuk
menggabungkan antara wahyu dan rasio manusia.
Islam dengan kemoderatannya berbicara
bahwasanya Allah memuliakan semua anak manusia, tanpa membedakan suku bangsa,
bahasa, dan agama. Keutamaan manusia ditentukan oleh ketakwaannya, bukan
realitas sosialnya.
Bagaimana kita bisa menjadikan dan
menegakkan keadilan ? kita harus menggabungkan antara kebenaran dan keadilan.
Islam yang moderat menggabungkan antara unsur kebenaran dan keadilan. Inilah
islam moderat yang kita hadapi di era globalisasi ini sebagai entitas pilihan
masa depan. Dan kita akan selalu memegang prinsip ini sepanjang sejarah.
ISLAM MODERAT DI ASIA TENGGARA
Bagi
banyak sarjana barat, asia tenggara tentu saja bukan wilayah yang langsung
terbayang ketika membicarakan dunia islam. Kajian tentang islam bagi mereka
umumnya masih mengidentikkan islam dengan timur tengah. Berbeda dengan
kebanyakan dari sarjana barat lainnya, Robert W. Hefner mengatakan bahwa
melakukan studi tentang islam di Asia tenggara- khususnya Indonesia adalah
sangat penting dan menarik. ‘indonesia contohnya, adalah negara dengan penduduk
muslim terbesar di dunia. Dengan pertimbangan itu, mempelajari dan memahami
islam di Indonesia adalah penting bagi relasi islam-barat dan masa depan
kemanusiaan global.
Senada dengan Hefner, John L.
Esposito melukiskan pengalaman dan keterkejutannya melihat islam asia tenggara
saat ini. Lebih dari dua puluh tahun yang lalu , Eposito tidak tertarik kepada
islam asia tenggara. Salah satu faktornya adalah pandangan umum yang berkembang
dikalangan ilmuwan barat, bahwa islam asia tenggara adalah islam peripheral
(pinggiran). Namun tahun 1990-an Esposito mengalami ketertarikan, bahkan
kekaguman. Esposito mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia akan muncul dan
memainkan peran penting dalam dunia islam.
Penilaian Esposito itu barangkali
tidak berlebihan, islam asia tenggara cukup menjanjikan dan akan muncul menjadi
kawasan alternatif bagi kebangkitan islam. Dalam dunia dimana pandangan dunia
telah memaknai islam sebagai tidak cocok dengan modernisasi dan demokrasi,
bahkan dikonotasikan dengan radikalisme agama, asia tenggara justru
memperlihatkan sosok islam yang moderat.
Kebangkitan islam asia tenggara
Kebangkitan
islam di abad ke 19 hingga 21 adalah sebuah fenomena global. Seiring adanya
interaksi dengan peradaban barat di abad ke 18, umat islam menyadari
keterbelakangan peradabanya dibandingkan
barat. Interaksi tersebut berlanjut menjadi media refleksi dan digunakan
sebeagai kesempatan untuk mempelajari peradaban barat.
Namun kebangkitan islam tidak
semata-mata terinspirasi oleh kemajuan peradaban barat. Evers dan Sharon
Siddique mencatat ada empat model gerakan yang melatarbelakangi kebangkitan
islam. Pertama, gerakan penolakan atas rasionalisasi, yaitu penolakan atas
demistifikasi dunia. Kedua, gerakan
sebagai sebuah usaha untuk mengatasi tekanan-tekanan modernisasi. Ketiga,
gerakan anti imperialis dan hegemoni. Dan ke empat, gerakan pembaruan yang
merupakan doktrin agama itu sendiri.
Kebangkitan islam dalam konteks yang
dilatari oleh factor pertama,kedua dan ketiga bisa dikatakan sebagai respon
negative terhadap modernitas barat. Kebangkitan islam dimaknai sebagai
resistensi identitas, dimana barat yang di asumsikan sebagai pemilik modernitas
terlalu mendominasi dan memonopoli kebenaran. Maka kebangkitan islam dalam
konteks semacam ini adalah sikaf yang relative. Sebagai resistensi tersebut
dilakukan dengan menyertakan sentiment identitas. Sehingga subjektifitasnya
lebih memainkan peran, ketimbang sebagai sebuah representasi objektif.
Berbeda dengan ketiga model gerakan
yang sudah dijelaskan di awal, model yang ke empat lebih merupakan determinasi
doctrinal dan sejarah. Senada dengan hal ini Esposito mencatat, bahwa
kebangkitan islam di asia tenggara dewasa ini bukan sebagai reaksi terhadap
modernitas barat, melainkan sebagai bagian tak terpisahkan dari proses
pembaruan yang selalu muncul, yang menunjukan keberlangsungan tradisi islam
dalam sejarah. Hal itu menjelaskan bahwa kebangkitan islam adalah sebuah
dorongan dan dinamika internal. Dari kerangka berpikir ini, kebangkitan islam
di asia tenggara dapat dilihat sebagai sebuah wacana alternatife dunia islam,
ketimbang sebagai ancaman bagi barat.
Pengumulan moderat dan radikal
Islam moderat di asia tenggara,
selain sebagai gerakan pemimpin yang terbuka dan akomodatif terhadap modernitas
barat, juga menjadi antitesa atas islam radikal. Ketika fenomena terorisme
timbul di Indonesia, banyak tokoh dari dalam dan luar negeri yang berharap agar
islam moderat tampil dan memberikan andil dalam meredam gejolak terror berlabel
agama. Menteri senior singapura Lee Kuan Yew misalnya, menyerukan agar kelompok
islam moderat di asia tenggara mengambil sikap untuk memerangi ekstrimis islam
yang ia sebut telah membuat terror di dunia. Dalam wawancaranya di BBC East
Asia Today, sabtu (27/3). Lee mengatakan
berdiamnya kelompok islam moderat membuat islam ekstrimis leluasa meledakan bom
seperti di bali dan di Madrid yang menewaskan 190 orang.”
Umat islam di asia tenggara merespok
maraknya terorisme berlabel agama dengan menggelar konferensi yang bermaksud
meng counter berkembangnya pengaruh islam radikal dikalangan umat islam pada
umumnya, dan mencegah terbentuknya opini internasional yang mengidentifikasi
islam dengan terorisme. “ deklarasi Jakarta 2001.” Yang merupakan hasil Summit
of world muslim leaders mengungkapkan bahwa islam adalah agama moderat yang
cinta damai, anti kekerasan, dan tidak anti kemajuan.” Berikutnya adalah the
Jakarta international Islamic conference(JIIC)- hal mana center for moderate
muslim (CMM) terlahir dari konferensi tersebut –yang dilaksanakan atas
kerjasama NU-muhammadiyah pada tanggal 13-15 oktober 2003.konferensi ini ingin
mempertegas peran islam moderat asia tenggara yang direpresentasikan oleh
NU,muhammadiyah, dan ormas-ormas islam lainya dalam meredam gelombang
radikalisme.
Kemunculan
radikalisme berbaju islam di awal abad
ke-21 ini memang menjadi fenomena menarik.sungguhpun radikalisme
bertentangan dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan,namun adalah sebuah ke naifan
mengkritasi fenomena rasdikalisme tanpa mencermati dan memahami situasi dan
kondisi diseputar tregedi yang menimpa palestina,bosnia,checnya,irak, dan Afghanistan.
majelis mujahidin indonesia (MMI) misalnya, bukan tanpa sebab membenci (baca:
bersikap sangat kritis) pemerintah amerika serikat.keperpihakan kebijakan luar
negri pemerintah AS kepada kepentingan
politik Israel dan penyerangan terhadap irak menyebabkan MMI sangat kritis dan
terkesan anti terhadap seluruh produk AS.karena itu, radikalisme tidak muncul
dalam ruang hampa.kekerasan struktural dan ketidak-adilan global yang merugikan
umat islam.menjadi pendorong lahirnya radikalisme. Dalam konteks
demikian,radikalisme mengandung motif
pembebasan dan perlawanan.
Dalam
buku islam: continuity and change in the modern wold, john Obert Voll,
menyebutkan bahwa gerakan militant islam tercipta dari dominasi negara-negara
maju terhadap negara taklukan. Dominasi mengandung arti adanya pembelengguan
serta kekerasan terhadap objek yang
didominasi. Perlawanan negara taklukan dalam bentuk radikalisme dan terorisme
ini menjadi fenomena umun seiring dengan kolonialisme negara-negara barat
terhadap negara-negara islam. Perlawanan umat islam atas kolonialisme itulah
menurut Voll, yang menjelma menjadi gerakan islam radikal.
Dengan
demikian pada dasarnya islam radikal berdiri di atas perjuangan pembebasan
melawan dominasi dan superioritas barat. Wacana yang dikembangkan islam radikal
adalan wacana pembebasan, adalah sesuatu yang wajar.
Karena
itu harus dipahami bahwa kemunculan kelompok islam moderat bukan untuk mengajak
umat berpaling dari perjuangan membebaskan
kelompok tertindas dan marjinal, melainkan menolak penggunaan jalan
pintas dalam proses pembebasan dan perlawanan tersebut. Syafii Maarif, mantan
ketua umum muhammadiyah menyebut jalan pintas yang digunakan kelompok islam
radikal itu sebagai hara-kiri. Menurut pandangan syaffi, sejarah peradaban
manusia menceritakan bahwa radikalisme dalam bentuk terorisme pada umumnya
berjuang dengan kegagalan. Radikalisme dalam bentuk terror, menurut pandangan
syafii,seringkali berpijak pada kebencian dan fanatisme.padahal menggunakan
pendekatan teror maknanya dengan harakiri, suatu perbuatan yang hanya mungkin
dilakukan oleh mereka yang”sesak nafas”karena tidak berani hidup secara
bermakna.para teroris tampaknya tidak
mempunyai modal untuk menawarkan perdamaian dan kesejahteraan. Nafas yang sesak
karena berbagai hantaman sejarah yang datang bertubi-tubi telah menempatkan
terorisme dalam posisi bengis namun tak
berdaya. Oleh karena itu, terorisme menempuh jalan pintas berupa self defeating
(menghancurkan diri sendiri), yang dilakukan dalam suasana rentan tertekan.
Berbeda
dalam halnya dengan islam radikal, islam moderat menawarkan wacana pembebasan
yang mencerahkan, sebab tidak berpijak pada pendekatan kekerasan dan
tergesa-gesaan. Pembebasan dan keberpihakan pada kaum mustadh’afin diwujudkan
dalam bentuk yang elegan, sistematis, dan evolutif. Penggunaan metode dan
pendekatan inilah yang membedakan islam moderat dengan islam radikal.
Atas
dasar itu, islam di asia tenggara menjadi wacana dan gerakan alternatif yang
dapat mengarahkan kebangkitan islam pada koridor yang elegan, ramah, anti
kekerasan, namun tetap kritis dan perpihak pada kelompok yang teraniaya dan
tertindas.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
dr. Arman Yurisaldi S., M.S., Sp.S ,
2011. Jangan biarkan anak menjadi teroris. YOGYAKARTA : PENERBIT TITANO
2. turmudi,
ending, 2005. Islam dan radikalisme di Indonesia. JAKARTA LIPI PRESS
3. Drs.
Sudarsono, S.H, 1994. Sepuluh aspek agama islam. JAKARTA RINEKA CIPTA
4. DRS.
MUHAMMAD CHIRZIN M.AG, 1997. Jihad dalam alquran. YOGYAKARTA MITRA PUSTAKA
5. 2004,
Gerakan salafi radikal di Indonesia. JAKARTA RAJA GRAFINDO PERSADA
6. Dr.
ZAKIAH DARADJAT, DKK, 2004. Ilmu
pendidikan islam. JAKARTA BUMI AKSARA
7. tarmizi
taher, 2007. Islam madzhab tengah, persembahan 70 tahun. penerbit grafindo
khazanah ilmu
8. QARDHAWI,
YUSUF, 2004. Menjadi muslim par excellence (jihad, terorisme, dan spritualitas
era global) . JAKARTA GRAFINDO KHAZANAHM
bandar Togel sgp yang paling aman
ReplyDeletePOIN4D ADALAH SALAH SATU SITUS / BANDAR TOGEL ONLINE YANG AMAN DAN TERPERCAYA!
BERGABUNG DAN BERMAIN DI POIN4D , ANDA BISA RASAKAN KEPUASAN DAN KENYAMANAAN NYA!
RAIH DISCOUNT & PROMONYA SEKARANG JUGA!!! BURUAN DAFTAR KUNJUNGI SITUSNYA DISINI LINK :
www•4DPOIN•com | www•4DPOIN•org | www•4DPOIN•net
➖6 PASARAN TOGEL➖
📽️ LIVE DD48 DINDONG
☑ SYDNEY POOLS
☑ RAJA AMPAT POOLS
☑ SINGAPORE POOLS
☑ BALI POOLS
☑ IBIZA POOLS
☑ HONGKONG POOLS
➖➖HADIAH & DISCOUNT➖➖
⇲ LIVE DINDONG 48 BALL
⇲ BONUS CASHBACK UP 5%
⇲ BONUS PRIZE 2 & PRIZE 3
⇲ BONUS NEW MEMBER 10RB
⇲ BONUS REFFERAL 2%
⇲ BONUS LUCKY DRAW JP500RB
⇲ BBFS READY !
Melayani support bank : BCA | MANDIRI | BNI | BRI
Info Lebih lanjut silahkan Kunjungi website Kami
Bertanya kepada CS yang bertugas ...
➖➖KONSULTASI➖➖
★Pin BBM2 : D1A279B6
★Whatsapp : +85598291698
★Facebook : OfficialPOIN4D
★IDLine : POIN4D
🔘 KEPUASAN ANDA TUJUAN UTAMA KAMI!!!
Fajar Pakong
ReplyDeletePrediksi Togel
Rekomendasi situs poker
Kumpulan website judi
Bandar Slot game online
Situs slot game online terpercaya